Sabtu, 19 September 2015

Sharing Menulis Cerita Anak (bagian 2)

Mendapatkan mandat berbicara tentang menulis cerita anak, buat saya yang masih pemula unyu-unyu ini tentulah sedikit ngeri-ngeri sedap. Apalagi di antara daftar peserta yang sudah mendaftar ikut workshop, saya membaca beberapa nama yang sudah malang-melintang di dunia literasi. Agak ngeper juga, tapi alhamdulillah banyak teman baik dari IIDN Jogja, Merah Jambu, bahkan bu guru Nurhayati Pujiastuti memberi semangat pada saya. Ayo, kamu pasti bisa. Yes, insyaa Allah. Bisa.

Maka bergerilyalah saya mencari bahan-bahan untuk materi menulis cerita anak yang akan saya bawakan di workshop IIDN Jogja 13 September 2015. Yang pertama, saya kasak-kusuk pada Mbak Ruri Irawati, teman di kelas Merah Jambu, yang sudah lebih dulu sharing tentang menulis. Mbak Ruri ini keren, membagi ilmunya pada anak-anak SD di sebuah sekolah di kota tempatnya tinggal. Dan Mbak Ruri ini baik hati, ramah dan tidak sombong, saya dikirimin file materi menulis cerita anak yang sudah disusunnya. Tengkyuuu, Mbak.

Selain bahan dari Mbak Ruri, saya mengkombinasikan materi saya dengan beberapa metode yang saya peroleh di kelas Merah Jambu asuhan Mbak Nurhayati Pujiastuti, beberapa informasi dari kelas Mas Bambang Irwanto (saya sempat ikut kelas singkat menulis cerita dan dongeng dari Mas Bambang), dan materi dari buku Mbak Veronica Widyastuti. Buku berjudul : "Rahasia Sebuah Cerita, Panduan Menulis Cerita Untuk Anak"



Setelah 'senjata' saya rasa cukup lengkap, mulailah saya menyusun materi.

1. Prolog

Menulis cerita anak dimulai dari tujuan kita nulis itu buat apa, sih? Ada empat tujuan nulis cerita anak, yaitu: ingin memberikan bacaan yang sehat dan menarik bagi anak-anak kita, suka dengan dunia anak-anak, karena suka nulis saja, dan karena ingin menambah pendapatan keluarga. Nah, materi saya ini fokus pada menulis untuk media, jadi pas dengan tujuan menambah pendapatan keluarga, karena dari media yang memuat tulisan kita, kita bisa mendapatkan honor.

Memangnya cukup honor yang didapat, sehingga masuk dalam katagori menambah pendapatan keluarga? Jangan-jangan dapatnya cuma sedikit? Eh, jangan salah. Honor di majalah Bobo, itu Rp250.000,- lho. Nah, dua guru saya baik Mas Bambang maupun Mbak Nurhayati, cerpennya pernah dimuat berturut-turut di majalah Bobo. Mas Bambang malah pernah lebih dari 20 minggu berturut-turut!

Misalnya nih dalam sebulan cerpen kita dimuat empat kali di Bobo (Bobo majalah mingguan), berarti dalam sebulan kita bisa dapat sejuta, kan? Manis, nggak? Manis banget kalau saya mah....

Tapi ... tentu saja, untuk mencapai level menggiurkan itu, ada effort yang harus kita lakukan. Yaitu? Berlatih menulis setiap hari. Mengirimkan naskah cerpen ke media yang dituju secara rutin.

2. Inti Materi

a. Karakter cerita anak : segmen umur biasanya usia SD mulai 7-12 tahun. Bahasa sederhana, mudah dimengerti. Konflik sederhana.

b. Jenis cerita anak: Cernak realis, dongeng (dongeng binatang/fabel, dongeng dengan tokoh benda mati, cerita rakyat, dongeng peri-kurcaci)

c. Menentukan Tema dan Ide: Tema adalah inti cerita yang akan ditulis, misalnya tema persahabatan, tema cinta lingkungan, dll. Ide adalah lintasan pikiran yang terkait tema. Misalnya, tema persahabatan, ide tentang seorang anak yang tidak punya sahabat karena nakal. Nah, bagaimana ceritanya hingga kemudian anak ini bisa mendapatkan seorang sahabat?

Oya, ide ini ada di mana-mana, lho. Jangan pernah bilang miskin ide atau nggak punya ide, ya! Ide cerita anak bisa diperoleh dari menggali pengalaman di masa kecil, memperhatikan kejadian-kejadian di sekitar kita, melalui gambar-gambar di majalah, berita di televisi, film yang kita tonton, curhatan teman, pokoknya buanyaaak sumber ide, deh!

d.Tokoh, Karakter dan Setting: Tokoh dalam sebuah cerita tentu saja sangat penting. Tokoh menyesuaikan jenis cerita. Cernak realis, tokohnya anak-anak. Dongeng, tokohnya bisa binatang, benda mati, peri, kurcaci atau raja dan ratu. Untuk memperkuat konflik, tokoh bisa tokoh protagonis maupun antagonis (tokoh baik dan buruk). Beri karakter pada tokohmu, tokoh baik mungkin punya karakter penyayang. Bagaimana anak yang penyayang? Dapat digambarkan dengan penjelasan-penjelasan misalnya: Wini selalu membawa bekal roti yang berlebih. Selain dimakan sendiri, roti itu juga dibagikannya dengan teman-teman di kelasnya. Selain tokoh dan karakternya, setting juga perlu diperjelas, kapan cerita terjadi, dan di mana. Lokasi dapat dijelaskan dengan deskripsi, misalnya Air terjun di Kampung Sumbersari: Di pinggir kampung ada jalan setapak menuju hutan. Jalannya berliku. Jalan itu akan terbagi menjadi dua cabang. Jika engkau ikuti cabang sebelah kiri, jalannya jelek dan berbatu. Tapi jalanan jelek itu akan memandumu menuju air terjun Pelangi Ayun yang sangat terkenal itu.

e. Konflik: Konflik dalam cerita anak pada umumnya sangat sederhana.

f. Alur: Alur adalah jalan cerita. Untuk cerita anak, sebaiknya digunakan alur maju. Mengisahkan peristiwa hari ini, besok dan lusa. Bukan dalam rentang waktu yang panjang.

g. Ending: Ending harus tuntas, tidak menggantung

h. Judul: Judul harus menarik. Judullah yang pertama memikat hati dan mendorong pembaca untuk menyempatkan diri membaca cerita sampai selesai.

i. Self editing: Setelah menyelesaikan naskah Anda. Endapkan dulu dua tiga hari. Lalu baca sambil merevisi redaksional, maupun konteks kalimat yang terasa kurang tepat.

3. Penutup

Nah, begitulah materi sharing cerita anak yang saya bawakan kemarin. Sebagai pelengkap, saya juga menyertakan cerpen saya "Toko Sepatu Ibu" yang sudah dimuat di majalah Bobo, untuk dibaca. Lalu saya juga memberikan bonus daftar email majalah dan koran yang menerima kiriman naskah cerpen anak, berikut persyaratan dan ssst ... honornya.

Nah, tunggu apalagi? Materinya kurang lengkap? Hmm. Sebenarnya malah terlalu banyak. Karena untuk menulis cerita anak, cukup berbekal: membaca banyak-banyak cerpen anak (untuk mendapatkan 'rasa' cerita anak), dan langsung mencoba menulis cerpen pertamamu. Ayo, tunggu apa lagi ... buruan nulis. Kalau masih ragu, seperti peserta di workshop kemarin, kamu juga bisa kok kirim cerpen kamu ke saya untuk saya kasih masukan. Kirim ke indahnovitadewi@yahoo.com ya. For free :)

Oya, workshop kemarin terselenggara berkat kerjasama:

Perpustakaan kota Yogyakarta yang menyediakan tempat dan snack,
Sirkulasi Kompas Gramedia yang menyediakan majalah anak untuk dibagikan ke peserta,
Phicatering yang menyediakan makan siang, dan
IIDN Jogja sebagai panitia penyelenggara




8 komentar:

  1. Ya Allah, smoga aku ketularan smangat untuk giat menulis... aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ... Dan semoga aku juga ketularan produktifnya Mbak Titin, aamiin....

      Hapus
  2. Ayo jadi pembicara lagi mbak (aku jg kangen ngajar dan jd pembicara 😁)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang mau giat menulis (lagi) dulu, mbak...sharing nulisnya ntar nyusul, hehe. makasih sudah singgah, ya

      Hapus

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES